Nasip Penjual Takjil  Di Masa Corona

Nasip Penjual Takjil  Di Masa Corona

Ani seorang penjual makanan Takjil saat ini tengah membereskan jualannya saat menjelang buka puasa di hari pertama. Dia tetap berdagang takjil atau makanan pembuka puasa meski di masa PSBB untuk pencegahan penyebaran viruscorona.

Ani hanya satu dari beberapa penjual yang mengadu nasipnya saat bulan puasa datang, biasa di pasar tempat mereka berdangang sangat ramai saat bulan puasa. Kini pasar itu terlihat sepi pengunjung karena ada pemberlakuan PSBB yang harus di jalanin oleh semua masyarakat.

Mulai dari pedagang gorengan, cendol, es buah, hingga lauk pauk membuka tenda mereka di parkiran pasar. bahkan pedagang kaki lima yang menggelar lapak di pinggir jalan hingga ke depan perumahan, mereka mulai menjual dagangan mereka. Namun tak banyak orang yang memberli.

" Biasanya di sini ramai, sampai keluar area penjualan, itupun masih banyak yang menunggu giliran untuk memebeli, kini kami hanya menunggu diperbolehkan atau tidak, katanya tanggal 28," kata Ani yang berjualan lopis dan gorengan kepada.

Ani sebenarnya ragu membuka lapak hari ini diseberang Pasar Baru. Dia tak yakin aparat Satpol PP memperbole siapapun berdagang saat PSBB.

Namun ia tak parkir panjang. Dia mendorong gerobak dari rumahnya di kawasan cagar Alam, Depok, ke dekat SMA sejahtera 1. Sejak sore, ia mulai menjajakan panganan berbuka puasa.

"Tadi juga bismilah saja lah dengan di sini, mau diangkut ya silahkna. Habisnya cari duitnya cuma dari sini," ucap Ani sambil tersenyum.

Dia menyebut mobil patroli satpol PP sempat melintas. Namun tak ada dagangan yang diangkuti. jualan Ani juga laris, hampir habis jelang berbuka.

Pedangang lainnyam, Riyono, masih menjajakan es dawet ayu di belakang Pasar Baru. Biasanya jalanan ini penuh sesak oleh lapak pedagang dan kerumunan pembeli.

Namun sore ini lengang. Sepanjang jalan, hanya gerobak Riyon saja. Dia mengaku tak punya lahi selain berdagang. Pilihannya tak salah.Dagangannya lari dibeli pembeli.

" Biasanya sepi. Ini puasa cuma buka dua jam, alhamdulillah ramai," ucapannya kepada tim kami.

Seperti diketahui kota Depok mulai menerapkan PSBB pencegahan virus corona sejak rabu 115 April. Kebijakan itu diterapkan 14 hari hingga tgl 28 April mendatang.

Sementara itu kondisi berbeda terjadi di pasar Ciracas, Jakatta Timur. Di sekitar sini masih ramai pedangang yang berjualan takjil menjelang buka puasa. Pembeli pun ramai berkerumun membeli makanan pembuka puasa.

Pantauan kami keramaian ini mulai terjadi sekitar pukul 5 sore, Puluhan orang terpantau menmadati kawasan itu.

" Masih ramai di sini kayak biasa, kaya enggak takut corona," ujarnya.

Arif(18), salah satu pedagang kebab menyebut tak heran dengan keramaian meski di tengah masa PSBB di DKI Jakarta.

Sedangakan beberapa orang pembeli menyebut terpakasa membeli makanan pembuka puasa, karena tak sempat memasak. Dia membeli kolak untuk membatalkan pauasa saat azan magrib berkumandang.

" terpakasa sebenarnya. Tapi nggak sempat masak, jadi beli aja di luar," ungkap salah satu Endah.

Hal sama juga terjadi, mereka tak menyiapakan banyak stok dagang. Mereka khawatir tak laku karena banyak orang takut dengan penularan virus crona.

" Karena ada corona mungkin ya, takut jadi lebih sepi dari tahun-tahun kemarin sih," kata itu yang enggan menyebutkan namnya itu saat berbincang dengan tim kami.

Ia pun menggabmbarkan situasi pujasera yang biasa ramai oleh para pedangang. kini tak berbanding terbalik. Para oedagang pun hanya menjual takjil yang lebih mudah laku seperti kolak, biji salah, gorengan, pecel sayur, pacar cina, dan es campur. Namun mereka mengurangi stok dagangan.

"Lihat situasi hari ini sih sepertinya besok juga sama( tidak menambah stok jualan)," lanjut dia bercerita.

Penjual takjil lain, Rita mengaminin hal tersebut. Untuk hari pertama bulan puasa di tengah pendemi corona, ia memilih untuk mengurangi stok jualan. Ia sudah menghitung stok yang dia jual dengan waktu berdagang yang singkat.

Untuk itu dia menyiasati dengan cara kain. Misalnya dengan pembeli-pembeli yang sudah jadi langgananya lebih dulu memesan lewat chat WhatsApp, sehingga dia bisa mengira-ngira stok yang bakal dia jual.

"Pesan lewat WA dulu mungkin selama musim corona ya" ujar nya.

Selain itu, dia juga tidak mauambil risiko lapak yang dibukannya itu harus dittup petugas karena duanggap melanggar penerapan PSBB. Sebab, ia order via pesan WA menjadi salahsatu cara dia tetap mencari uang dengan aman dan aman selama pendemi COVID-19.