Jalani Puasa Ramadan Selama Pendemi COVID-19

Jalani Puasa Ramadan Selama Pendemi COVID-19


Umat muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia, akan melakukan ibadah puasa di bulan Ramadan saat menjalani karantina di rumah ketika pendemi berlangsung, Jumlah kasusu dan angka kematian yang semakin meningkat membuat banyak orang waswas, apakah mereka bsa melaksananakan ibadah puasa selama pendemi COVID-19.

Panduan puasa aman di bulan ramadan saat pendemi COVID-19

Noralnya, bulan ramadan ditandai dengan pertemuan sisal dan keagamaan saat keluarga dan kerabat berkumpul untuk membatalkan puaa setelah matahari berbenam.

Bagai kebanyakan orang, momen ini dimanfaatkan untuk mengingkat kualitas ibadah mereka dengan salat di masjid menghabiskan malam di sana.

Di Indonesia, pemerintah menutup tempat-tempat umum yang tidak berhubungan dengan logistik dan pasokan makanan, termasuk tempat ibadah seperti masjid. Akibatnya, salat berjamaah pun dlakukan di rumah. Hal ini mungkin akan termasuk langsung hingga bulan Ramadan berakhir.

Sementara itu, penularan virus COVID-19 sangat mungkin terjadi ketika Anda melakukan kontak kontak dekat dengan orang lain, Pasalnya, virus menyebar lewat percikan air atau berkontal dengan permukaan yang terkontaminasi.

Maka itu, mengenali bagaimana panduan aman menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan saat pendemi COVID-19 sangat penting. Berikut ini beberapa tip melaksanakan puasa saat oendemi menurut WHO.

1. Menjauhi kerumunan dan menjaga jarak

Salah satu hal tepat perlu dilakukan saat melaksanakan puasa di bulan Ramadan ketika pendemi COVID-19 adalah menjauhi kerumunan dan menjaga jarak dari orang lain.

Imbauan untuk menerapkan physcial distancing dan menjalani karantina di rumah bertujuan untuk menekan angka penyebaran virus.

Sementara itu, kebanyakan masyarakat mengadakan pertemuan dan acara di bulan Ramadan. Apabila memungkinan, cobalah untuk mengurangi acara di luar ruangan.

Jika tidak, Anda dan mengurus mungkin dapat memastikan tempat acara mempunyai ventilasi dan aliran udara. Namun, semuanya tergantung aturan dari pemerintah di setiap negara.

Jangan lupa untuk mematuhi aturan jaga jarak  2-3 meter dari orang lain, baik ketika duduk maupun berdiri. Selain itu, Anda juga perlu melihat orang yang mengurus secra ini mengatur jumlah dan bagaimana orang masuk dan meninggalkan ruangan tersebut.

Kebnyakan pemerintah di neara dengan jumlah musim yang banyak menyarankan mereka untuk beribadah di rumah masing-masing. Maka itu, beberapa negara bersedia menutup tempat ibadah untuk sementara waktu untuk menghindari ketumunan orang ramai.

2. Selalu menjaga kebersihan 

Selain menjauh kerumunan dan menjaga jarak, melakuan, upaya pencegahan lainnya demi menjalankan puasa di bulan Ramadan saat pendemi COVID-19 juga tidak lelah penting.

Selalu menjaga kebersihan, terutama tangan Anda, adalah kunci utama dari mengurangi risiko penularan virus. Pada umunya, umat islam akan melakukan wudu sebelum melaksanakan salat dan hal tersebut membantu mereka menjaga kebersihan dan kesehatan.

Walaupun demikian, tidak ada salahnya untuk menjalani langkah-langak tamabahan ketika melaksanakan ibadah. Sebagai contoh, Anda tetap perlu mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan sesudah wudhu mengingat mata dan wajah akan lebih sering tersentuh.

Selain itu, jangan lupa untuk membawa sejadah atau karpet sendiri untuk diletakkan di atas karpet masjid. Hal ini bertujuan untuk mengurangi penyebaran virus yang mungkin menempel di atas karpet.

Terlepas dari masjid di dekat rumah Anda ditutup atau tidak, sebenernya tetaplah jalani ibadah di rumah masing-masing saat puasa. Anda masih dapat salat terawih berjamaah dengan anggota keluarga lainnya ayai mendengarkan ceramah lewat televisi aau media sosial.

3. Menerapkan gaya hidup sehat saat puasa

Sapai saat ini belum ada penelitian tentang puasa dan risiko COVID-19. Makan itu, orang sehat masih bisa melaksanakan ibdah puasa di bulan Ramadan saat pendemi COVID-19.

Sementara itu, pasien yang terinfeksi virus mungkin dapat mempertimbangkan apakah kondisi tibuhnya dapat menjalankan ibadah puasa ini. Mereka setidaknya perlu berkonsultasi dengan dokter.

Bagi orang sehat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika berpuasa di tangah pendemi ini, seperti:


  • tetap rutin berolahraga di rumah selama berpuasa
  • memenuhi kebituhan nutrisi saat puasa dan minum banyak air
  • makan buah dan sayuran  segar saat sahur dan berbuka
Gaya hidup sehat selama pendemi tentu perlu dibatalkan dengan upaya mencegah penularan COVID-19. Mulai dari mencuci tangan dengan sabun dan air atau hand santar=zer hingga menjadi jarak dari orang lain, alias physical distancing.

Anda bisa pergi ke luar untuk belanja bahan makanan atau berkerja saat tidak bisa bekerja dari rumah selain itu, usahakan untuk mengurani tatap muka dan orang lain, termasuk keluarga dan teman mengingat virus dapa menyebar tanpa menunjukan gejala.

4. Berhentu merokok saat puasa

Pada saat orang menjalankan ibadah puasa, segala sesuatu yang masuk dari mulut dengan snegaja dapat membatalkan puasa, baik dalam padat maupun cair.

Maka itu, merokok juga tidak diperbolehkan saat berpuasa. Meroko pun telah terbukti berbahaya, baik ketika menjalanjkan ibadah puasa di bulan Ramadan maupun situasi normal saat pendemi COVID-19.

Peroko beresiko memiliki penyakit paru atau mempunyai fungsi perlu yang sudah rusak. Kondisi paru yang tidak sehat ini membuat para perokok lebih rentan terhadap komplikasi COVID-19 saat interaksi. Terlebih lagi mereka juga lebih beresiko terhadap penularan virus.

Pasalnya, pada saat sesirang meroko, jari-jari dan roko yang mungkin terkontaminasi akan menyentuh bibir. Hal tersebut meningkatkan kemungkinan virus langsung masuk ke sistem pernapasan.

Perlu diketahui bahwa risiko prosuk terhadap COVID-19 cukup tinggi karena virus bernama SARS-CoV-2 ini lebih sering menyerang sisten pernapasan sistem pernapasan, termasuk paru.

Oleh karena itu sebaiknya kita menjalankan ibadah puasa saat bulan Ramadan, seorang peroko dapat mengurangu hingga menghentikan kebiasaan buruk mereka. Hal ini bertujuan untuk melindungi kesehatan diri sendiri dan mengurangi kesehatan diri sendiri dan mengurangi resiko penyebaran.

5. Memperhatikan kesehatan mental

Pelaksanaan ibadah puasa di bulan Ramadan saat ini peendemi COVID-19 ternyata juga perlu memperhatikan kesehatan mental. Terlepas dari cara menjalanakan yang mungkin msedikit berbeda di tahun ini, perlu diingat bahwa anda masih 

Anda dan keluarga mungkin tidak dapat melakukan perjalanan mudik selama pendemi berlangsung. Namun, kemajuan teknologi membantu Anda untuk tetap terkoneksi dengan mereka yang ada di kampung halaman.

Terlebih lagi selama menjalani karantina di rumah mungkin akan ada masalah psikologis yang muncul. Entah karena tidak dapat keluar rumah dan bertemu dengan orang tua atau memiliki lingkungan rumah yang tidak sehat. Alias mengalami kekerasan dalam rumah tangga selama pendemi.

maka itu, menjaga kesehatan mental ketika menjalani ibadah puasa di bukan Ramadan saat oendemi tidak kalaj pentingnya dengan memperhatikan kesehatan fisik.

Ibadah ouasa saat bulan Ramadan tahun ini akan berada dengan adanya pendemi COVID-19 yang membatasi pergerakan hampir semua masyarakat.

Namun, tidak ada salahnya tetap mengikuti anjuran pemerintah untuk beribadah masing-masing demi diri sendiri dan orang yang Anda cintai.