Cara Melerai Anak yang Sedang Bertengkar Selama Karantina

Dampak lain dari wabah COVID-19 tidak hanya berpengaruh pada kesehatan fisik, melainkan juga kesehatan mental sebagian besar masyarakat. Sebagian contoh, pendemi ini membuat hampir setiap negara di dunia menutup sekolah merekan hingga pemeritahuan lebih lanjut.

Di samping akhir pekan dan libur sekolah, anak-anak usai sekolah lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah atau bermain bersama teman-teamanya. Maka, dibandingkan dengan keluarganya sendiri mereka mungki lebih sering bertemu dengan guru dan tean sekolahnya.

Sebenarnya, ketika anak sudah mulai berteriak hingga berakhir karena merasa muak berada di rumah, itu adalah situasi yang normal. Orangtua mungkin sudah pusing dengan pekerjaannya. Masalah anak berkelahi selama karantina di rumah ini menambahkan beban pikiran.

Untungnya, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk melerai anda yang bertengkar menjalani karantina di rumah. Walaupun tidak mudah, setidaknya bisa membantu mengurangi frekuensi teriakan anak yang mengganggu dan membuat anggota keluaraga lainnya strs.

1. Membuat jadwal bergantian

Salah satu cara yang bisa membuat orangtua untuk melerai anak yang bertengkar selama karantina di rumah adalah membuat jadwal berganttian.

Membuat jadwal dan rutinitas yang tersususn rapi adalah hal biasa anak dapatkan saat berada di sekolah maka ini bisa membantu sedikit kejenuhan sang anak saat berada di rumah.

Anak biasanya tidak menghabisakan waktu setiap harus saat dan setiap waktu bersama saudaranya sendiri. Cobalah untuk meminta anaka mengikuti jadwal yang sudah kalian buat dalam waktu yang berada pada setiao anak.

Sebagian contok, Anda menggunakan area rumah yang berbeda jika memungkinkan ketika anaka pertama melakukan perkerjaan rumha dan adiknya bermain di ruangan lainnya. Selain itu , mereka juga bsa menghabiskan waktu selama 30 menit hingga satu jam utnuk melakukan tugas yang terpisah.

Dengan begitu, Anda bisa mengurangi hingga mencegah perdebatan akibat maslaah sepele yang bisa berujung pada pertengkaran tida henti. Ankan tetapi, jangan lupa untuk tetap membuat anak berkumpul dengan anggota keluarga lainnya, seperti saat makan, menonton film, atau bermain board game.

2. Menghadiahi perilaku sopan anak

Selain jadwal teratur, menghadiahi perilaku sopan anak juga bisa dilakukan sebagai upaya melerai mereka bertengkar satu sama lain selama menjalani karantina di rumah. 

Normalnya, sebuah kebiasaan atau perilaku baik akan terjadi lagi ketika diikuti oleh dampak yang positif, seperti menghadiahi anak. Dibandingkan perilaku buruk yang mendapatkan hukuman, sebaiknya lebih banyak memberikan anak ‘poin positif’ saat mereka berperilaku baik.

Berikut beberapa hal yang mungkin dapat membantu Anda dalam menghadiahi anak terhadap perilaku positifnya:

  • memberikan pujian dengan alasan mengapa mereka pantas mendapatkannya
  • menggabungkan pujian dengan sentuhan fisik, seperti pelukan atau perhatian ekstra
  • menerapkan sistem poin bintang setiap anak yang berperilaku baik


Poin bintang memang sering digunakan oleh guru-guru di sekolah ketika murid memperlihatkan hal-hal positif dari dalam diri mereka. Mulai dari nilai bagus, membersihkan ruangan tanpa disuruh, hingga membantu orang lain. Poin tersebut kemudian dapat ditukarkan dengan suatu hal yang anak inginkan atau butuhkan. 

Usahakan untuk membuat bagan yang terpisah untuk setiap anak. Lalu, mintalah mereka untuk memberikan ide tentang hadiah yang dapat ditukar dengan bintang. Tidak perlu harus mengeluarkan biaya banyak, seperti memilih menu makan atau film apa yang akan mereka tonton. 

Intinya, jangan lupa untuk menghargai dan melibatkan setiap anak dalam sistem menghadiahi mereka saat berperilaku baik. Dengan begitu, Anda mungkin akan lebih jarang melerai anak yang bertengkar selama karantina di rumah karena mereka tahu bahwa hal tersebut tidak baik. 

3. Membantu anak dekat dengan saudaranya

Bagi setiap orangtua mungkin berharap bahwa anak-anak mereka dapat dekat satu sama lain dan tidak sering bertengkar karena hal-hal sepele. Namun, tidak sedikit yang tidak dapat mencapai impian tersebut dan terus melihat anak-anaknya berdebat hingga membuat Anda stres. 

Maka itu, demi dapat melerai anak yang bertengkar, terutama saat menjalani karantina di rumah, Anda perlu membantu mereka dekat dengan saudaranya. Hal ini bertujuan agar hubungan persaudaraan mereka semakin baik dan mampu mengerti satu sama lain. 

Di sela-sela kesibukan anak, Anda mungkin dapat menyisipkan waktu spesial untuk anak-anak. Anda dapat mencari kegiatan yang anak-anak sukai bersama.

Pada saat mereka bersenang-senang bersama, hubungan anak akan meningkat meskipun sesekali bertengkar. Namun, jangan lupa untuk tetap menjalani jadwal bergantian yang sudah dijelaskan sebelumnya agar ketika anak Anda masih dapat menghabiskan waktu tanpa saudara kandungnya. 

Sebagai contoh, anak dapat bermain bersama dua atau tiga kali dalam seminggu pada sore hari. Entah itu bermain konsol permainan, membuat kerajinan tangan, atau memasak bersama. Tanyakan kepada anak, aktivitas apa yang mereka sukai agar mereka bisa bersenang-senang bersama. 


4. Membantu anak menangani masalah

Apabila Anda berhasil melerai anak yang bertengkar saat menjalani karantina di rumah, jangan lupa untuk membantu mereka menangani masalah di antara keduanya.

Alih-alih mencoba menghentikan perkelahian tersebut dengan teguran tanpa henti, cobalah untuk membantu anak menangani masalah yang mereka hadapi. Bagaimana caranya?

  • minta setiap anak mengatakan apa masalah yang membuat mereka bertengkar
  • tanyakan kepada anak, apa yang mereka inginkan dan harapkan dari saudaranya
  • bertukar pikiran dan biarkan anak memberikan caranya sendiri saat menangani masalah
  • beri nilai ide anak dan memberitahu mereka ide yang mana tidak berhasil
  • cari solusi bersama yang menguntungkan bagi kedua anak Anda
  • mencari jalan keluar dengan bertanya ke orang lain atau lewat internet
  • mencoba solusi yang diusulkan dan lihat bagaimana hasilnya


Melerai anak bertengkar, terutama saat menjalani karantina di rumah tidak akan semudah membalikkan telapak tangan. Anda pun mungkin tidak ingin melibatkan kekerasan fisik ketika mendisiplinkan anak. Maka itu, menjaga emosi dan tetap sabar adalah kunci penting agar stres para orangtua bisa dikelola, terutama ketika wabah penyakit COVID-19.