Benarkah Coronavirus (COVID-19)Dapat bertahan di Sepatu dan Pakaian?

Benarkah Coronavirus (COVID-19)Dapat bertahan di Sepatu dan Pakaian?

Wabah COVID-19 kini telah menyebabkan lebih dari 1.800.000 kasus diseluruh dunia dan sekitar114.000 orang meninggal dunia. Berbagai cara telah dilakuna untuk mengurangi angka penularan, seperti pyscial distacing hingga imbauan untuk memakai masker saat keluar rumah. 

Namun, tidak sedikit masyarakat yang bertanya, apakah coronavirus (COVID-19) dapat bertahan dipakaian dan sepatu? Simak ulasan lengkap di bawah ini mengetahui jawabanya,

Coronavirus mungkin dapat bertahan di sepatu dan pakain

Mulai dari akir desember 2019 sampai saat ini para peneliti masih berusaha mengmbangkan penelitian seputar virus yang menyebabkan COVID-19, yaitu SARS-CoV-2. Mulai dari karakteristik coronavirus, efek virus [ada setiap orang, penularan dan penyebaran, hingga apa saja kelemahan dari virus ini.

Lebih dari satu juga kasus infeksi terbesar di hampir setiap negara di dunia dan ratusan ribu orang meninggal dunia akibat COVID-19. Jumlah kasus yang terus meningkat tentu membuat masyarakat semakin waspada dan terus melakukan upaya mencegah penularan COVID-19, seperti mencuci tangan.

namun, sejumlah pertanyaan pun muncul, seperti apakah coronavirus dapat bertambah dan menempel di pakainan dan sepatu yang dipakai saat berada di tempat umum?

Faktanya, sampai saat ini belum ada penelitian yang benar-benar membuktikan penularan COVID-19 terjai melalui pakaian dan sepatu.

Menurut CDC, penyebaran virus COVID-19 terjadi melalui percikan ketika penderitanya batuk atau bersin di dekat orang yang tidak terinfeksi. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa virus jenis baru ini dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia, di permukaan benda dan menginfeksi orang lain saat disentuh. 

Pasalnya, penyebaran virus COVID-19 Hal ini dapat terjadi tergantung pada jenis permukaan yang bisa membuat virus bertahan beberapa jam hingga beberapa hari.

Walaupun berapa lama tepatnya coronavirus dapat bertahan di pakaian dan sepatu belum diketahui, tidak ada salahnya melakukan upaya pencegahan ekstra. 

Terlebih lagi jika Anda sering berkontak dengan pasien COVID-19. Mencuci dan mengganti pakaian adalah bagian penting dari kebersihan untuk mengurangi penyebaran virus, terutama bagi dokter dan petugas medis. 

Menurut dr. Jimmy Tandradynata, ahli penyakit dalam melalui wawancara eksklusif dengan Hello Sehat, melakukan pencegahan ekstra sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan virus dapat bertahan lebih lama di barang-barang yang tidak berpori, seperti metal dan karet. 

Oleh karena itu, ketika ia bepergian ke rumah sakit untuk bekerja ia melakukan beberapa upaya mengurangi risiko coronavirus bertahan di pakaian dan sepatu serta benda lainnya dengan beberapa hal, seperti:


  • tidak menggunakan aksesoris, seperti cincin kawin atau jam tangan
  • membawa barang dan isi dompet seperlunya
  • melepas dan mencuci sandal dan sepatu setelah digunakan
  • mencuci kaki dan tangan sebelum masuk ke rumah 
  • mandi dan mengganti baju setelah bepergian


Dengan demikian, petugas medis bisa mengurangi tingkat risiko penularan meskipun tidak mengetahui apakah coronavirus sempat bertahan dan menempel di pakaian dan sepatu.

Bagaimana dengan masyarakat awam? Bepergian ke luar rumah untuk membeli sesuatu di minimarket dalam waktu yang sebentar sebenarnya tidak mengharuskan Anda untuk mencuci pakaian setiba di rumah. 

Akan tetapi, ketika Anda tidak dapat menjaga jarak dengan orang lain atau ada seseorang yang batuk dan bersin di sekitar Anda, cuci pakaian adalah cara yang efektif. Intinya, menjaga kebersihan dan menjaga jarak dari orang lain adalah metode yang dinilai paling efektif mencegah penularan COVID-19. 

Bagaimana dengan coronavirus yang menempel di sepatu?

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, coronavirus sangat mungkin bertahan dan menempel di pakaian dan sepatu. Sepatu dapat terkontaminasi oleh virus, terutama ketika dipakai di daerah padat penduduk atau di tempat kerja. 

Namun, tetap saja masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui berapa lama coronavirus dapat bertahan di sepatu. 

Lantas, adakah bahan sepatu tertentu yang rentan terhadap virus? Penyebaran virus COVID-19 dapat terjadi melalui percikan air ketika penderitanya batuk atau bersin.

Jika percikan tersebut menempel di sepatu yang berbahan sintetis, seperti spandex, mungkin saja virus dapat bertahan selama beberapa hari. 

Sebenarnya, ada satu bagian dari sepatu yang perlu diperhatikan, terlepas Anda menggunakan sepatu kerja atau kets, yaitu sol sepatu. Sol biasanya terbuat dari bahan tidak berpori, seperti karet dan kulit, sehingga mampu membawa bakteri dalam jumlah yang banyak.

Walaupun demikian, para ahli berpendapat, sama seperti pakaian, sepatu bukan sumber penularan coronavirus COVID-19. Anda tidak meletakkan sepatu di meja dapur atau mendekatkannya ke mulut karena menganggap sepatu sebagai benda kotor. 

Usahakan untuk tetap menjalankan langkah-langkah pencegahan tambah agar virus dan bakteri tidak masuk ke rumah. Mulai dari membersihkan sepatu hingga membukanya sebelum masuk ke rumah adalah cara yang tepat.

Apabila Anda masih diharuskan untuk pergi ke kantor, sebaiknya pakai sepatu dan kaus kaki hanya untuk bekerja. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko menempelnya virus di sepatu hingga masuk ke dalam rumah ketika Anda membuka sepatu.

Anda pun perlu membersihkan sepatu kerja dengan kain yang sudah diberikan desinfektan agar terbebas dari bakteri dan virus. Selain itu, sebaiknya pilih sepatu yang dapat dicuci dengan mesin atau air panas dan sabun. 

Durasi berapa lama coronavirus bisa bertahan di pakaian dan sepatu memang masih belum jelas. Akan tetapi, tidak ada salahnya untuk tetap melakukan upaya pencegahan ekstra agar risiko penularan berkurang, terutama saat Anda bepergian ke luar rumah.