Mengenal Diet Eliminasi ( Elimination Diet ) untuk Tahu Intoleransi Makanan

Mengenal Diet Eliminasi ( Elimination Diet )

Terkadang, orang-orang tak menyadari bahwa sejumlah masalah kesehatan yang mereka alami datang dari makana yang di komsumsi. Berbagai keluhan seperti sakit perut atau sakit kepala sering dikira sebagai gangguan kronis pada bagian tubuh tersebut.

Padahal, bisa saja keluhan itu adalah reaksi terhadap intolerans makanan tertentu. Untuk bantu memastikanya, diet eliminasi adalah salah satu caranya:

Apa itu diet eliminasi

Diet eliminasi adalah pola makan yang menghilangkan satu atau beberapa kelompok makanan yang dipercaya dapat menyebabkan reaksi intoleransi. Pembatasan jenis makanan yang dikonsumsi ini akkan berlangsung selama jangak waktu tertentu.

Pola tersebut bertujuan untuk mengetahui adanya reaski tubuh yang muncul serta menemukan beberapa makanan yang sekirasnya dapat menyebabkan gejala atau memperburuk kondisinya.

Dengan melakukan diet eliminasi, nantinya Anda juga akan mengetahui adanya intoleransi makanan yang tak pernah di sadari. Hanya saja, benyak yang menganggap bahwa intoleransi dan alergi merupakan hal yang sama , padahal keduannya sangatlah berbeda.

Mungkin Anda mengira reaksi intoleransi pada makanan akan terjadi secara cepat seperti saat seseorang yang alergi kacang maka makanan tersebut dan beberapa menit setelahnya muncul gejala seperti gatal-gatal atau wajah kemerahan.

Nyatanya, setiap tubuh memiliki respon yang berbeda-beda terhadap makanan.Reaksi ini juga tidak selalu berhubungan dengan rspon sistem imunitas seperti yang ditemukan pada alergi.

Intoleransi makanan umumnya adalah hasil ketidakmampuan tubuh untuk mencerna atau memetabolisme makanan sepenuhnya. Oleh karena itu, gejalanya juga terjadi secara terhadap dan lebih terlambat beberapa jam setelah konsumsi makanan.

Sebenarnya, ada beberapa tes yang bisa dilakukan untuk mengetahui adanya alergi atau intoleransi, seperti tes darah dan tes tusuk jarum. Namun, Hasilnya tidak selaluakurat apalagi bisa yang Anda miliki adalah intoleransi. Maka, Diet eliminasi masih menjadi cara yang lebih disarankan.

Meski demikian, diet juga bisa dilakukan bagi yang merasa memiliki alergi mengingat alergi juga kandang sulit didiagnisa.

Bagaimana melakukan diet eliminasi

Secara garis besarnya, diet eliminasi memiliki dua fase, fase eliminasi dan fase rentroduksi.

Sebelum memulai fase eliminasi, Anda harus merencanakan terelebih dahulu pola makan yang akan dijalani dan makan apa saja yang akan dihindari. Untuk hal ini, sebaiknya Anda didiskusikan dengan dokter atau ahli nutrisi tentang makanan yang mungkin dapat menjadi pemicu reaksi.

Anda juga bisa mengetahuinya sendiri dengan mengingat-ingat makanan apa saja yang pernah memuat terasa tak nyaman setelah memakanya.

Biasanya, beberapa komplek makanan yang umunya menjadi pemicu dan menjadi menjadi pantangan saat menjalani diet eliminasi meliputi :


  • Buah-buahan siterus sepeti jeruk dan lemon
  • Produk susus termasuk keju dan yogurt
  • Telur 
  • Gluten 
  • Kacang-kacangan
  • Makanan laut
  • Produk kedelai
  • Jangung
  • Sayuran ( terong, kenang, tomat, paprika,cabai)
Setelah memilih mana yang akan dieliminasi, Anda harus menyingkirkan bahan - bahan tersebut dari menu makan Anda selama beberapa minggu. Umumnya, face ini dilakukan seama enam minggu, tapi juga selama beberapa minggu. Umumnya, fase ini dilakukan selama enam minggu, tapi ada juga yang melakukannya selama dua sampai empat minggu.

Bila fase ini berjalan lancar dan tidak menhasilkan reaksi semacam alergi, Anda dapat melanjutkan ke fase kedua, yaitu fase reintroduksi.

Pada fase ini, Anda akan kembali mengonsumsi makanan yang sebelumnya sudah dieliminasi secara bertahap. Kebanyakan makanan peratama yang di pilih adala makanan yang memiliki resiko terendah untuk melakukan gejala.

Bila yang dieliminasi lebih dari satu jenis kelompok makanan, Anda bisa menambahkannya sekitar tiga sampai lima hari setelah Anda kembali mengonsumsi kelompok makanan beresiko yang pertama. Mulailah konsumsi makanan dengan porsi yang sedikit.

Misalnya, makanan pertama yang dikonsumsi seteah fase diet eliminasi adalah telur. Jika selama tiga hari tersebut tak ada gejala yang muncul, Anda bisa meneruska dengan konsumsi prosuk susu setelahnya.

Namun, bila Anda mengalami gejala seperti sakit perut , kulit gata, sakit kepala, atau nyeri tubuh, besar kemungkinan Anda telah menemukan makan pemicu reaksi yang nantinya harus Anda hindari di kemudian hari.

Hal yang harus di ketahui sebelum melakukan diet

Diet emliminasi bisa menjadi cara yang efektif untuk menemukan makanan yang membuat tubuh Anda mengeluarkan reaksi semacam alergi. Bahkan pada beberapa kasus, diet eliminasi juga bisa meringankan kondisi pasien yang memiliki sindrom iritasi usus besar (IBS).

Keberhasilan ini tentunya juga dnegan catatan bahwa pasien negikuti semua langkah secara tepat dan benar-benar mengindari makanan yang telah dieliminasi.

Namun, perlu diingat bahwa tujuan utama diet eliminasi adalah untuk mengetahui adanya alergi atau intoleransi makanan yang Anda miliki. Diet ini bukanlah solusi yang tepat untuk menurunkan berat badan mengingat tidak menetapkan batasan kalori.

Selain itu, diet ini sebaliknya di bawah pengawasan dokter atau ahli nutrisi. Terkadang, intoleransi pada makanan bisa lebih dari satu jenis sehingga pentangan pun jadi lebih ketat.

Satu kelomok saja sudah terdiri dari berbagai makanan. Mengeliminasi lebih dari satu kelompok berarti akan menghilangkan sejumlah besar asupan makanan yang mana hal ini dapat menyebabkan masalah kekurangan gizi, terutama bila Anda tidak mendapatkan penggantinya.

Pastikan juga Anda sudah memeriksakan diri ke dokter terkait dengan keluhan yang doirasakan untuk memastikan bahwa gejala bukan tanda penyakit tertentu.