Dampak yang bisa Ditimbulkan dari Bulliying di Tempat Kerja

Penindasan atau biasa lebih dikenal sebagai bullying dapat terjadi di mana saja, termasuk di kantor. Perilaku yang mengganggu pegawai lain tanpa alasan yang jelas ini tentu bisa menimbulkan masalah bagi kesehatan, baik fisik maupun mental. Apa saja dampak bullying di tempat kerja yang perlu Anda waspadai?

Dampak bullying di tempat kerja bagi kesehatan
Bullying di tempat kerja merupakan perilaku melecehkan pegawai lainnya yang dilakukan berulang kali di kantor, baik saat bekerja maupun tidak. Menurut penelitian dari jurnal Innovation in Clinical Neuroscience, perilaku ini terjadi pada 11% pegawai. Umumnya, pekerja yang ditindas adalah pekerja kasar dan tidak cukup terampil. 

Walaupun demikian, masalah intimidasi saat bekerja ini bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Perilaku bullying di tempat kerja ini tentu dapat menimbulkan dampak yang cukup serius terhadap kesehatan dan keamanan pegawai. 

1. Kesehatan fisik bermasalah

Salah satu dampak yang paling terlihat ketika Anda atau orang lain mengalami bullying di tempat kerja adalah munculnya gangguan kesehatan fisik. Berbagai keluhan masalah umum terkait tubuh para pegawai yang mengalami penindasan sering ditemukan, seperti


  • nyeri leher dan sakit leher kronis
  • fibromyalgia
  • diabetes tipe 2
  • selalu merasa lelah
  • gangguan tidur

Bahkan, penindasan di tempat kerja juga dapat menimbulkan risiko penyakit jantung meskipun cukup jarang terjadi. Hal ini dibuktikan melalui penelitian European Heart Journal. 

Penelitian tersebut menunjukkan pegawai yang terintimidasi di tempat kerja berisiko lebih tinggi mengalami gangguan pembuluh darah jantung dan otak. Masalah pada jantung tersebut bisa berakibat pada serangan jantung dan stroke. 

Walaupun demikian, studi tersebut belum menemukan apa yang menjadi penyebab bullying di tempat kerja dapat menyebabkan risiko penyakit jantung lebih tinggi. Namun, temuan tersebut diharapkan dapat mengingatkan para petinggi di setiap tempat kerja untuk mengawasi lingkungan kantor mereka. 

2. Mudah stres dan merasa tertekan

Selain kesehatan fisik, sudah pasti bullying di tempat kerja menimbulkan dampak terhadap mental dan psikologis korbannya. Sebagai contoh, mengomentari orang lain dengan bahasa yang kasar dan terdengar sangat meremehkan bisa membuat korban merasa sangat tertekan. 

Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan mental dan stres yang meningkat adalah dampak dari penindasan di tempat kerja yang paling sering terjadi. Masalah psikologis ini bahkan bisa bertahan selama dua tahun. 

Apabila dibiarkan terus-menerus, kedua masalah tersebut bisa berkembang menjadi gangguan mental yang serius, seperti depresi dan gangguan kecemasan. Akibatnya, tidak jarang korban akhirnya bergantung pada obat-obatan psikotropika yang dirasa mampu menenangkan psikologis mereka. 

Terlebih lagi, penindasan di kantor ini juga bisa berujung pada kasus bunuh diri. Biasanya, kasus bunuh diri akibat bullying ini didorong oleh adanya masalah mental yang pernah dialami korban sebelumnya. 

Walaupun demikian, demi mencegah hal-hal buruk menimpa pekerja, perilaku intimidasi di tempat kerja memang perlu ditangani dengan tepat. 

3. Produktivitas pekerjaan menurun

Dampak kesehatan fisik dan mental yang terjadi akibat bullying di tempat kerja tentu berpengaruh pada produktivitas kerja pegawai. Pada beberapa kasus, mereka yang mengalami stres dan tekanan mental saat datang ke kantor cenderung lebih suka menghindari masalah. 

Akibatnya, tidak sedikit dari mereka yang memilih untuk mengambil cuti sakit jangka panjang dan akhirnya dipecat atau mengundurkan diri secara sukarela. Penindasan di tempat kerja bisa jadi menjadi salah satu penyebab angka pengangguran meningkat meskipun tidak menyumbang angka terlalu banyak. 

4. Merusak diri sendiri

Tidak hanya berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental, dampak bullying di tempat kerja juga berisiko merusak diri mereka sendiri. 

Penelitian yang dilakukan tim dari University of East Angelina menunjukkan bahwa korban penindasan di tempat kerja cenderung kurang mampu menyelesaikan masalahnya.

Sebagai contoh, mereka minum alkohol ketika mengalami masalah, merasakan amarah dan ketakutan, dan tidak mengikuti aturan pekerjaan mereka. 

Akibatnya, perilaku-perilaku merusak diri sendiri pun terjadi hingga kehilangan pekerjaan dan merusak kehidupan mereka sendiri, seperti:


  • tidak bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan
  • melakukan kekerasan fisik kepada orang lain atau diri sendiri
  • mengisolasi diri dari orang lain, terutama lingkungan tempat kerja

Studi yang diikuti oleh 1.019 pekerja di Italia ini mencoba menganalisis pengalaman mereka terkait penindasan di tempat kerja dan kondisi kesehatan mereka. Para peserta juga ditanya mengenai bagaimana mereka mengatasi masalah tersebut dan apa saja emosi negatif yang dirasakan. 

Hasilnya, lima kategori terkait bullying di tempat kerja berhasil diidentifikasi. Kategori tersebut termasuk mereka yang merasa terintimidasi dan mengalami masalah kesehatan serta perilaku merusak diri sendiri.

Sementara itu, tidak sedikit pula yang peserta yang berhasil mengatasi masalah mereka meskipun kerap kewalahan dengan emosi negatif yang dialami. Bahkan, mereka juga tidak jarang tidak mampu mengendalikan diri sendiri ketika melampiaskan emosi.

Temuan tersebut menunjukkan betapa dampak bullying di tempat kerja tidak boleh disepelekan. Apabila Anda merasa mengalami hal tersebut dari orang lain, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi penindasan di tempat kerja. 

Jika Anda sudah tidak mampu melawan emosi negatif dan kesehatan fisik serta mental sudah semakin parah, minta bantuan kepada orang lain. Entah itu akhirnya berkonsultasi dengan psikolog atau melaporkan pelaku ke atasan.